Nduk, Urip kuwi gur sedelo, dadi ora usah nangis kanggo ndonyo (1)..
Kata-kata itu yang selalu diucapkan ketika ku tak bisa tidur sambil di usapnya rambutku.. Meski sudah lebih dari 5 tahun aku tak medengar kata itu lagi.
Beliau adalah seorang nenek yang hidup di sebuah surobayan(2) di tanah peninggalan suaminya. Meskipun saat itu Beliau mempunyai 6 orang anak dan 26 cucu, namun simbah tetap tak mau tinggal bersama salah satu anaknya. Di usianya yang sudah lebih dari 70 tahun, Simbah masih sehat dan beraktivitas sebagai Dukun Bayi. Meskipun sudah ada rumah sakit dan Bidan di desa, namun sebagian besar penduduk di desa masih mempercayakan simbah untuk membantu persalinan, mengurus Ari-ari ( kantong ketuban ) ketika selesai melahirkan, Memandikan & pijat bayi yang belum ada satu bulan, bahkan simbah di mintai tolong untuk sunatan anak perempuan