Seperti pada post saya bulan kemarin ( Klik di sini ). Untuk refreshing saya berencana ingin ke Malang mengunjungi Jatim Park 2. Sayapun mencari informasi di internet dan bertanya teman tentang tiket kereta api dari Klaten-Malang, Transport dari stasiun ke Jatim Park 2, Penginapan, tempat wisata sekitarnya, dll. Tapi, pada hari kamis rencana gagal karena terbentur masalah waktu yang mepet ( tidak ada libur 2 hari ). Akhirnya planning di rubah ke Wonosobo dengan tujuan Dieng & Tegala Warna. Tapi, lagi-lagi rencana gagal karena kurangnya informasi rute perjalanan dari Klaten. Dan keputusan terakhir mengunjungi tempat wisata di Jepara. Dengan pertimbangan ada teman asli orang Jepara dan akan menjadi Guide perjalanan wisata tersebut.
Pada perjalanan refreshing kali ini saya bersama Mas Jo sebagai Guide, Mbak Asri dan mas Wendy. Perjalanan start dari klaten jam 16.15 wib. Karena kebetulan Mas Jo kerja masuk shift siang dan pulang jam 15.00 wib. Rute perjalanan kami adalah Klaten – Jatinom – Boyolali – Ampel – Salatiga – Bawen - Ungaran – Semarang – Demak – Jepara. Jarak yang kami tempuh Klaten – Jepara ( Pecangaan ) ± 215 km.
Awal perjalanan dari Jatinom – Boyolali cukup lancar karena kami memilih jalur alternative yang masuk ke jalan desa. Namun, ketika sampai di Ampel kemacetan mewarnai perjalanan kami. Bus, truk & Mobil pribadi mendominasi jalanan menuju arah Salatiga. Kami yang tadinya dari Jatinom ke Boyolali bisa dengan kecepatan rata-rata 70km/jam. Di Ampel hanya sekitar 40 km/jam. Untunglah Mas Jo dan Mas Wendy cukup pintar mencari celah antara deretan mobil yang rapi di jalan raya. Sehingga kami tak harus berlama-lama terjebak di antara kendaraan tersebut. Memasuki Salatiga kemacetan kembali terjadi meskipun tak separah di Ampel namun cukup membuat lelah perjalanan kami. Untunglah, hujan tidak menambah kepenatan perjalanan kami sore itu.
Namun, sesampainya di Ungaran kemacetan kembali menyambut persinggahan kami di kota tersebut. Sungguh, tak terbayangkan oleh kami bahwa kemacetan separah ini. Kata Mas Jo meskipun malam minggu biasanya kemacetan tak separah itu. Karena lelah dan waktu untuk sholat Maghrib hampir habis ( 18.40 wib ), akhirnya kami beristirahat di sebuah SPBU di Ungaran dan menjalankan sholat Maghrib di Mushola kecilnya. Biasanya Jatinom – Ungaran perjalanan bisa ditempuh dengan waktu ± 2 jam saja. Tapi perjalanan kami kali ini untuk sampai di Ungaran saja harus ditempuh dalam waktu hampir 3 jam.
Karena mendung dan angin kencang, kamipun harus segera meninggalkan Ungaran menembus kemacetan panjang tersebut. Berkali-kali Mas Wendy & Mas Jo harus memacun kendaraan dengan menyelinap diantara jalanan ysng sempit ysng dipenuhi kendaraan. Akhirnya setelah memasuki Semarang, kami bisa sedikit bernafas lega karena hujan tak menemani perjalanan kami dan kemacetan sedikit terurai. Di Semarang kami berhenti untuk makan malam di sebuah warung sambil meregangkan kaki yang mulai pegal. Selesai makan kami segera melanjutkan perjalanan dan kendaraan dipacu lebih kencang lagi agar cepat sampai. Tapi ternyata, kemacetan masih saja enggan berpisah dari perjalanan kami malam itu. Baru saja bisa memacu kendaraan dengan kecepatan 100km/jam di jalan lingkar semarang. Kini di Jalan pantura Demak kemacetan panjang kembali menyambut kami. MasyaAllah… Lagi-lagi kami harus menyelinap diantara ratusan mobil besar yang tertata rapi di jalanan tersebut,. Belum lagi kondisi jalanan yang becek karena habis terguyur hujan. Setelah ± 7 km terjebak dalam kemacetan akhirnya kami bisa membebaskan diri. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Jepara kami beristirahat sebentar di sebuah SPBU. Setelah meregangkan otot sejenak, kami melanjutkan perjalanan. Antara lelah, ngantuk dan jalanan yang semakin bergelombang membuat kami mengurangi kecepatan laju kendaraan.
Tepat pukul 21.45 wib kami sampai di rumah Mas Jo dengan selamat. Alhamdulillah…
Rencananya Minggu pagi jam 06.00 wib kami akan bermain-main di Kota Jepara kemudian jam 13.00 wib kami akan pulang ke Klaten.
Tapiiiiiiiiii…. Pagi-pagi ( 05.30 wib ) hujan sudah mengguyur kota Jepara. Yaacccchhhhhhhh… Seketika lemas banget deh…. Masa udah sampai Jepara Cuma di rumah aja…..Akhirnya jam 08.00 wib kami nekat menuju pantai Kartini meskipun gerimis menemani perjalanan kami. Mungkin karena cuaca yang tidak mendukung, jadi kamipun tak bisa leluasa menikmati panorama keindahan pantai Kartini.
Tiket masuk pantai cukup murah, yakni Rp. 5.000,- per orang. Sedangkan fasilitas yang ada di pantai tersebut antara lain Kura-kura Ocean Park, kapal untuk menuju pantai panjang atau pulau Karimun Jawa, Motor ATV untuk dewasa dan anak, dll. Di Pantai Kartini ada juga toko souvenir khas Kota Jepara yakni kerajinan yang terbuat dari kerang laut dan ukiran Jepara.
Bagi pengunjung yang ingin memasuki Kura-kura Ocean Park harga tiketnya cukup mahal untuk ukuran fasilitas yang ada di dalam kura-kura peark tersebut. Awalnya kami mengira di dalam ada sea world yang besar dengan koleksi ikan yang besar seperti hiu, dan biota laut lainnya. Tapi ternyata hanya ada beberapa koleksi ikan saja dan tidak sesuai dengan poster yang terpampang di dinding ( Sebagian tidak ada ikannya ). Agak kecewa juga…..
Ketika memasuki di lorong yang bertuliskan “Misteri Bawah Laut” kami juga cukup kecewa karena yang ada di dalam aquarium tersebut hanya hiu kecil dan beberapa ikan ukuran sedang saja. Hhhmmm,,.,., Sayangnya di kura-kura Ocean park tidak ada kotak saran. Biar saya bisa usul untuk menambah koleksi biota lautnya. Hehe..
Karena kurang puas di Pantai Kartini, kamipun nekat menembus gerimis menuju ke Pantai Bandengan. Jalan untuk menuju Pantai Bandengan cukup miris dengan jalanan yang rusak, berlubang dan tergenang air. Padahal itu merupakan akses jalan utama menuju tempat wisata. Mungkin baru proses pengajuan untuk perbaikan jalan kali yaa….???? Positif thinking aja deh… Hehe…. Panorama menuju Pantai Bandengan cukup indah dengan hamparan sawah, tambak ikan, Stadion Jepara dan laut yang terlihat sedikit kotor karena habis hujan.
Untuk memasuki kawasan wisata Pantai Bandengan harga tiket per orang sama dengan tiket masuk Pantai Kartini. Namun yang membedakan disini adalah tariff parkirnya. Kalau di Pantai Kartini parkir Rp. 1.000,- per motor bahkan ada yang gratis ( Depan Kura-kura Ocean park ) sedangkan di Pantai Bandengan ini tarifnya Rp. 3.000,- per motor. Padahal di Bali saja yang menjadi iconnya pariwisata Indonesia saja tarif parkir rata-rata hanya Rp. 500,- per motor dengan sebuah kertas retribusi dari Pemda setempat. Sedangkan di Jepara sebesar itu tanpa kertas retribusi baik dari pengelola maupun Pemda setempat.. Waaahhhh,,, jadi curigation niiiihhh…. Tapi, ya sudalah…. Hitung-hitung memberi rizki bagi tukang parkirnya … Semoga Barakah…
Ketika sampai di Pantai Bandengan, kami berniat naik Banana boat atau sekoci seperti pengunjung lainnya. Tapi karena gerimis dan angina yang besar. Kami pun mengurungkan niat dan hanya berjalan-jalan di pinggir Pantai. Belum puas jalan-jalan hujan deras pun menyambut kami di Pantai Bandengan,Hhhhmmm,, lengkap sudah perjalanan kami.. Akhirnya kamipun memutuskan untuk kembali ke rumah mas Jo dan bersiap-siap untuk pulang ke klaten.
Pukul 12.20 wib kami meninggalkan Kota Jepara dengan guyuran hujan yang cukup deras. Kami sengaja pulang lebih cepat agar bisa sampai di klaten lebih sore dan menghindari kemacetan. Akhirnya kami sampai di Semarang pukul 14.30 dan mampir makan siang di Pizza Hut. Setelah 45 menit beristirahat sambil makan, kamipun melanjutkan perjalanan. Untunglah sejak dari Kota Semarang kami sudah bisa melepas jas hujan sehingga bisa sedikit leluasa dalam berkendara. Dalam perjalanan pulang kami cukup terganggu dengan adanya komunitas motor plat AG ( sekitar 7 motor ) yang selalu ingin di depan dan tidak mau di dahului motor lainnya. Namun, karena kami memang biasa dengan kecepatan tinggi ketika jalanan tidak ramai kamipun mendahului rombongan motor tersebut meskipun berkali-kali kami juga disuruh untuk pelan oleh salah satu perserta rombongan tersebut agar berada di belakang rombongan tersebut.
Tepat pukul 17.15 kami sampai di Jatinom dan beristirahat di sebuah warung untuk minum dan menunggu hujan reda. Kebetulan ketika kami baru saja duduk di warung hujan langsung turun dengan derasnya. Setelah ± 30 menit akhirnya hujan reda dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah masing-masing.
Perjalanan wisata yang cukup berkesan Macet dan lelahnya. Semoga, lain waktu saya bisa sepuasnya bermain di Jepara mengunjungi semua tempat wisata di sana dan menikmati semua kulinernya. Syukur-syukur bisa menapakkan kaki di Pulau Karimun Jawa. InsyaAllah…..
Terima kasih buat Mas Wendy, Mas Jo berserta keluarganya dan juga mbak Asri…
*Yuden_Japan*
0 komentar:
Posting Komentar